Kamis, 27 Mei 2010

Kawaii

"KINRI, HATI-HATI NANTI KAU JATUH!!" seru Hikari panik mengejar Kinri yang meluncur dengan lihai di pegangan tangga.


"Tak bakalan!" jerit Kinri kegirangan. Ia mendarat mulus di tanah dan berlari mengejar mentari (???).

"KINRI!! Aduh, dia nakal sekali, sih! KINRI, TUNGGU AKU!!" teriak Hikari jengkel, dan terpaksa ikut berlari demi mendapatkan sahabatnya itu (???).

Dari kejauhan, tampak seorang cewek seusianya melambaikan tangan. "Hai, Hikari! Kinri berulah lagi, ya?" sapanya ramah.

Namanya Shoujiki. "Iya," keluh Hikari. "Hiperaktif, dan dia ceroboh sekali. Maaf, tetapi itulah kenyataannya," gumamnya.

Kinri tersenyum, dari kejauhan. "Kalian datanglah kemari!!!" serunya riang. "Ada sesuatu yang kalian harus lihat!"

"Huffh..." desah Hikari dan Shoujiki sweatdrop.

Mereka berhenti di belakang Kinri, mengamati cewek jayus itu mengangkat seekor kucing kecil berwarna oranye lembut dengan motif putih. "Lucu, ya? Sayang, bulunya sedikit kotor. Kita rawat, yuk!"

Sejenak diam.

"Ayuk!"

***

Sekarang Kinri, Hikari, Shoujiki, ditambah Kourusai dan Hana, berada di halaman belakang rumah Kinri. Mereka berlima (coba hitung) memandangi kucing oranye-putih itu dengan kasih sayang.

"Kasih nama apa ya, kira-kira?" tanya Hana.

"Lihat, dia imut sekali. Gimana kalau kita beri nama dia... Kawaii?" usul Hikari.

"Kawaii! Iya, bagus juga!" seru Kinri.

Mereka tertawa.

***

"Kinri," panggil seseorang.

"Ah, Kakak," gerutu Kinri.

Kakak Kinri, Kuragari, sudah berdiri di pintu rumah menuju halaman belakang. Tatapannya dingin, tidak seperti gerombolan wajah polos di depannya sekarang.

Sama sekali tidak kawaii.

Tiba-tiba, wajah Kuragari melembut. "Sudah pada makan?" tanyanya.

"Su-sudah..." jawab Hikari, Shoujiki, Kourusai, dan Hana serempak bercampur takut.

Ah, mereka selalu gugup di depan kakak perempuan Kinri itu. Matanya selalu menyimpan death glare. Menakutkan. Padahal, Kuragari seorang perempuan. Yang (sedikit) mengherankan, Kuragari tidak tomboy sedikitpun. Meskipun, tingkah lakunya juga kurang manis. Tetapi, dibalik semua itu?

"Kak, ka-kami permisi dulu, ya..." pinta Hikari dengan senyum tertempel di pipi. "O-orang tua kami pas-pasti cemas..."

"Ya."

Dan mereka berempat pamit pulang.

***

Ah kakakku, selalu membuat teman-teman baikku ketakutan, gumam Kinri sebelum tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar